Melly, Sandra and Harni, Mimi (2016) ANALISA EKONOMI PENGOPERASIAN ALAT PENGERING (SOLAR DRYER) KERUPUK MERAH. In: prosiding seminar nasional "dampak perubahan iklim terhadap biodiversitas pertanian indonesia (Analisis kebijakan inter sektor). Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. ISBN 978979986910
Text
paper analisa pengering semnas 2016.pdf Download (368kB) |
Abstract
Kerupuk merah merupakan salah satu jenis makanan ringan yang dijadikan makanan pelengkap yang dapat menambah rasa dan nilai estetika pada makanan utamaseperti pada soto, lontong, pecal dan lain-lain. Salah satu proses dalam pembuatannya adalah proses pengeringan. Selama ini proses pengeringan dilakukan secara alami (memanfaatkan tenaga surya secara langsung) dengan meletakkan produk di atas anyaman bambu atau plastik di pinggir jalan raya. Metode ini tidak hygienis, selain itu produk juga akan mudah tercampur dengan debu, kotoran dan air hujan. Kondisi pengeringan yang tidak terkendali semacam ini akan menghasilkan kerupuk kering dengan mutu rendah dan waktu yang lama serta kapasitas yang rendah karena keterbatasan tempat pengeringan. Penelitian sebelumnya mengenai alat pengering sudah dilakukan Yuni dan Melly (2010), alat pengering yang dirancang digunakan untuk pengeringan ikan bilih, dengan parameter rekayasa yang sama alat pengering diasumsikan dapat digunakan untuk pengeringan kerupuk merah. Alat pengering solar dryer yang dibuat merupakan kombinasi bentuk tunnel dryer dan tipe rak yang secara teknis layak untuk digunakan, namun perlu dikaji kelayakannya dari segi ekonomi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara ekonomi pengoperasian alat pengering kerupuk merah solar dryer. Penelitian dilakukan di workshop Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh mulai bulan Mei sampai Agustus 2016. Analisa ekonomi berupa analisa biaya pengoperasian alat pengering kerupuk merah dilakukan dengan memperhitungkan biaya tetap dan biaya tidak tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pengoperasian alat pengering (solar dryer) kerupuk merah adalah Rp. 1.738,12 /kg. Biaya ini lebih besar jika dibandingkan dengan cara alami yang dilakukan industri kerupuk merah (hanya membutuhkan biaya tenaga kerja dan pembelian terpal). Namun penggunaan alat ini membuat kerupuk merah lebih higienis, terhindar dari kotoran debu, pasir, hewan dan hujan serta penggunaan lahan yang luas sehingga kualitas kerupuk merah yang dihasilkan menjadi lebih baik dan industri tidak perlu menyiapkan lahan yang luas.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Depositing User: | Nopan Permana Ok |
Date Deposited: | 04 May 2023 03:22 |
Last Modified: | 04 May 2023 03:22 |
URI: | http://repository.ppnp.ac.id/id/eprint/1528 |
Actions (login required)
View Item |